Waktu itu, tiap tanggal 17, saya dan teman-teman memilih nglurug ke patang puluhan, rumahnya Cak Nun, ini panggilan akrabnya penyair dan kiai mbeling Emha Ainun Nadjib. Kita bikin forum melingkar di situ. Biasanya kita bicara soal kesenian atau kebudayaan, tapi juga ngobrolin soal keagamaan.
indahnya kebersamaan |
Pesertanya juga tidak cuma mahasiswa atau pemuda yang beragama Islam. Pendek kata, pemeluk berbagai agama berkumpul melingkar disitu. Suatu malam, Cak Nun tanya pada kami di forum itu.
“Apakah anda semua punya tetangga?”
Wah, saya sebenarnya belum punya. Tetapi saya anak kost, tentu saja kamar sebelah saya bisa disamakan dengan tetangga. Tetangga kost. Jadi saya ikut-ikutan saja menjawab : “Tentu saja punya”.
Cak Nun melanjutkan bertanya : “Punya istri enggak tetangga Anda?”
Selengkapnya...