Kecelakaan Reaktor Nuklir Chernobyl

on Selasa, 11 Mei 2010

Kecelakaan reaktor ini adalah kecelakaan reaktor yang paling terkenal. Karena efek yang ditimbulkan cukup dahsyat dan menyebabkan korban yang cukup banyak. Hal ini pula yang menyebabkan penolakan-penolakan berdirinya PLTN di berbagai negara.
Kecelakaan Reaktor Nuklir Chernobyl terjadi pada tanggal 25 April 1986 di negara bagian Ukraina (sebuah negara bagian Uni Soviet pada waktu itu). Reaktor tersebut merupakan jenis reaktor PWR (Pressure Water Reactor) dengan siklus yang seperti dijelaskan dalam bahasan siklus energi dalam reaktor nuklir. Pendingin yang digunakan adalah air biasa dengan moderator grafit.


Pada hari sebelumnya, reaktor dijadwalkan akan di-shut-down (dimatikan) dengan cara menurunkan batang kendali yang berfungsi untuk menyerap neutron. Reaktor tersebut didesain bukan hanya untuk membangkitkan energi listrik tetapi juga untuk menghasilkan plutonium untuk senjata nuklir. Desain reaktor seperti ini tidak digunakan dalam reaktor di negara lain, walaupun sama-sama menghasilkan plutonium tetapi tidak bisa digunakan untuk senjata nuklir. Desain reaktor seperti ini akan memberikan harga reaktivitas void koefisien (reaktivitas karena perubahan pendingin dari cair menjadi uap) jika berada dalam energi rendah. Artinya jika uap dalam reaktor cukup tinggi akan menghasilkan jumlah neutron yang terus meningkat, dan mengakibatkan kelebihan neutron atau disebut keadaan super kritis . Jika kelebihan neutron akan memicu reaksi fisi berantai, dan boom.. reaktor bisa meledak.
Reaktor dijadwalkan untuk dimatikan, batang kendali diturunkan, dan daya reaktor turun. Tentu saja reaktor tidak langsung mati, karena perlu waktu untuk penyerapan neutron. Reaktor beroperasi dalam energi rendah dan sangat tidak stabil dalam keadaan ini, pada saat pompa pendingin dimatikan, teras reaktor bertambah panas, pendingin banyak yang berubah menjadi uap, dan menghasilkan reaktivitas koefisien positif. Terjadi hal tersebut, operatornya malah terus menurunkan batang kendali, dan memicu lebih cepat terjadi ledakan nuklir.
Jika dilihat dari uraian di atas, terjadi kecelakaan reaktor tersebut karena desain reaktor yang tidak stabil dan kesalahan operator. Desain reaktor seperti ini dikategorikan dalam desain reaktor generasi ke-2. Reaktor dibuat seefisien mungkin tapi kurang menjamin keamanannya. Sejak peristiwa itu ahli sains dan rekayasa reaktor nuklir terus bekerja keras untuk membuat desain reaktor yang lebih aman. Muncullah desain reaktor yang disebut pasif safety. Reaktor didesain untuk bisa aman tanpa tergantung pada operator. Prinsipnya adalah, jika tempertur dalam teras reaktor, sistem akan memberikan reaktivitas umpan balik yang berharga negatif dan reaktor akan kembali stabil setelah beberapa waktu. Analisis kecelakaan reaktor seperti ini banyak dilakukan ahli sains dan rekayasa reaktor nuklir untuk melihat tingkat keamanan reaktor nuklir.
Dengan dikembangkannya desain-desain reaktor dengan pasif safety, kecelakaan reaktor seperti Chernobyl hampir tidak mungkin lagi terjadi.
NAH...kalau sudah begini bukan alasan yang mengada-ada juga kan..kalu indonesia membangun PLTN..!!!!

0 komentar:

Posting Komentar

ChAt Yoex.....