Syaitan Takut Terhadap Orang yang Tidak Sholat

on Selasa, 28 Desember 2010


Imam Ibn Atha’ r.a berwasiat, “Orang-orang yang tidak mau melaksanakan sholat kelak akan dimasukkan ke dalam jurang neraka jahanam”. Diriwayatkan jurang itu bernama Al-Ghayu oleh sebab kedalamannya yang seolah tanpa ujung dan panas dari nyala apinya tiada terperikan. Di dalam jurang itu ada sebuah sumur yang dinamakan Al-Hab, yang dalamnya jauh melebihi kedalaman  jurang itu sendiri. Dinamai Al-Hab karena saat neraka sejenak tenang, Allah kemudian membuka sumur itu hingga bergolaklah kembali neraka jahanam dengan nyala api yang berkobar-kobar. Di dalam satu riwayat lain disebutkan, bahwa, jika seluruh gunung di dunia diperjalankan disitu, niscaya akan meleleh semua karena panasnya.
Sungguh gambaran apapun tentang neraka, tidak mampu mendeskripsikan keadaan yang sebenarnya. Dengan lain kata, seluruh penggambaran itu sangat tidak sepadan dengan apa yang dirasakan dan dialami oleh para penghuninya. Kesengsaraan yang tiada bertepi, siksaan yang menghantam bertubi-tubi, kasedihan dan kepedihan yang datang silih berganti. Semua kata dalam ragam bahasa manusia tidak akan sanggup mengungkapkan keadaan yang sesungguhnya.
Imam ad-Dhahak juga berwasiat, bahwa yang dinamakan Al-Ghayu adalah kerugian dan kerusakan. Semua itu mengandung arti bahwa seseorang yang tidak mengerjakan sholat, maka dirinya telah mengalami kerugian dan kerusakan, langsung ataupun tidak, di dunia maupun di akherat.
Kini engkau tahu betapa pentingnya nilai sholat untuk dirimu. Akan aku tuliskan beberapa wasiat ihwal sholat, agar engkau tidak meremehkan dan melalaikannya.
·         Allah SWT berwasiat dalam Qur’an-Nya yang mulia, Dia berfirman : Apakah yang membawa kalian masuk neraka? Mereka menjawab, “Kami tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sholat,…”
·         Nabiyullah SAW berwasiat, “Janganlah kalian tinggalkan sholat dengan sengaja, karena itu engkau berarti telah keluar dari agama ini”.
·         Ahmad meriwayatkan, “Batas antara seseorang dan kekufuran adalah, meninggalkan sholat”.
·         Ath-Thabarani berwasiat, “Sesungguhnya posisi sholat dalam agama adalah seperti posisi kepala terhadap tubuh”.
·         Rasulullah SAW bersabda, “Hal pertama yang dihisab dari amalan seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Jika sholatnya baik, maka ia akan beruntung dan selamat. Jika sholatnya jelek, maka ia akan merugi”.
·         Mustafa SAW berwasiat dalam sebuah Hadits Qudsi, bahwasannya Jibril datang padanya dari sisi Allah SWT dan berkata, “Ya Muhammad, Allah ‘Azza Wa Jalla berkata : Aku telah mewajibkan umatmu sholat lima waktu. Barang siapa menyempurnakannya dengan wudhu, waktu-waktunya, rukuk-rukuknya, sujud-sujudnya, aku janjikan untuknya surga. Tetapi, barang siapa menemuiku setelah ia tidak menyempurnakannya, tidak ada janji-Ku baginya. Jika Aku mau Aku menyiksanya, atau memberinya rahmat”.
·         Pada suatu hari Nabi SAW menyebut-nyebut perihal sholat. Beliau bersabda, “Barang siapa memeliharanya, baginya cahaya penerang dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak memeliharanya, tiada baginya cahaya dan keselamatan. Pada hari kiamat ia akan tinggal bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay ibn Kholaf (di dalam jurang neraka jahanam).
·         Ahmad, Abu Dawud, an-Nasai, Ibn Majah dan Al Hakim meriwayatkan salah satu wasiat Rasul SAW , bahwa jika shalat seseorang sempurna, dituliskan baginya sempurna. Jika sholatnya tidak sempurna, maka Allah berkata pada para malaikat, “lihatlah apakah hambaku mengerjakan sholat sunnah? Jika ya, sempurnakanlah dengannya sholat-sholat wajibnya”. Begitu juga dengan amalan-amalan wajib yang lain.
·         Adz-Dzahabi meriwayatkan bahwa nabi SAW bersabda, “Jika seorang menegakkan sholat tepat pada waktunya, sholat itu naik ke langit dan memiliki cahaya hingga ke ‘Arsyi. Ia memohonkan ampunan bagi pelakunya hingga hari kiamat. Ia berkata kepada pelakunya, “Semoga Allah memeliharamu seperti engkau memelihara aku”. Namun, jika seseorang mngerjakan sholat di luar waktu, sholat itu naik disertai kegelapan. Ketika sampai di langit ia dilipat seperti dilipatnya pakaian, lalu dipukulkan sekeras-kerasnya ke wajah pelakunya”.
Dalam satu kisah disebutkan ada seorang laki-laki berjalan di hutan dengan ditemani setan. Saking asyiknya orang tersebut lalai dengan meninggalkan sholat lima waktu. Pada waktu malam setan itu berlari meninggalkan laki-laki tersebut. Oleh karena keheranan, laki-laki itu berseru menanyakan sebab kenapa setan meninggalkannya. Di gelap malam kemudian setan menjawab, “Sesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah hanya sekali sepanjang hidupku dan aku mendapat laknat dari-Nya karena itu. Sedangkan dirimu dalam sehari ini saja telah bermaksiat kepada-Nya lima kali. Aku khawatir Tuhan menambah hukuman untukku dan memaksaku menjadi temanmu oleh sebab maksiatmu”.
Hikmah dari cerita ini adalah bahwa setan sangat heran melihat mahluk manusia yang dengan enteng bermaksiat kepada-Nya berkali-kali. Sedangkan dia yang hanya sekali saja melakukan maksiat telah mendapatkan laknat yang tak tertanggungkan dari Allah SWT. Betapa takutnya setan sampai-sampai ia menghindar dari ahli maksiat tersebut karena takut jika akan ditambah hukuman untuknya di hari kiamat nanti.
Inilah ihwal-ihwal sholat yang perlu engkau ketahui. Jaga dan tegakkanlah sholatmu dengan menguasai ilmu sholat. Baguskan wudhumu dan sholatlah dengan berjamaah. Carilah waktu-waktu yang utama dari yang telah ditetapkan.
Menjaga sholat adalah menunjukan tanda-tanda orang yang sholat. Ketahuilah, bahwa tanda-tanda yang dimaksud bukan pada hitamnya dahi seseorang. Sejauh mana sholat mempengaruhi perilakumu, sejauh itu pula tanda baiknya sholatmu. Jika akhlakmu terpuji, InsyaAllah sholatmu baik dan sempurna. Tapi jika akhlak dan moralitasmu tercela, itu merupakan pertanda bahwa  sholatmu belum sempurna. Awasi gerak-gerik hatimu dan telitilah apakah masih ada penyakit-penyakit hati di dalamnya. Ingatlah bahwa sholat mencegah dari perbuatan fasik dan munkar.

Memahami ilmu-ilmu agama adalah baik untukmu. Tetapi ingatlah, jangan engkau menyimpulkan sesuatu dalam ilmu agama sesuai dengan kehendakmu. Engkau telah saksikan banyak orang mempergunakan dalil-dalil dalam agama sebagai alat untuk menuruti hawa nafsunya. Mereka hanya berhukum ketika hokum itu sesuai dengan selera mereka dan mereka menghindar atau pura-pura tidak tahu jika hukum tersebut tidak selaras dengan kepentingannya.
Aku berikan satu contoh yang baik bagaimana seharusnya sebuah fatwa diberikan. Pemerintah Tajikistan  -yang notabene negara Islam-  melarang warganya memelihara jenggot bagi yang belum berumur lima puluh tahun. Dengan alasan bahwa urusan jenggot kini telah dijadikan bendera kaum fundamentalis, alias Islam Radikal. Di dalam kitab Ihya Ulumuddin, Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali juga menceritakan ihwal seorang murid yang mendapat teguran keras dari mursyid-nya oleh sebab memelihara jenggot sebelum waktunya. Semua itu demi kebaikkan si murid yang dikhawatirkan akan merasa berbangga diri karena telah melaksanakan sunnah Rasul SAW.
Berhati-hatilah dalam melaksanakan sunnah-sunnah adab dhahiriyah, sebab sunnah-sunnah tersebut acapkali menimbulkan rasa tinggi hati di kalangan orang-orang yang melaksanakannya. Perasaanmu bahwa dirimu lebih sholeh dibandingkan orang lain jelas akan menyesatkan jalan yang engkau tempuh. Aku telah menulis banyak hal ihwal jenggot ini dalam bukuku yang terdahulu.
Junjungan kita Sultanul Auliya Syeikh al-Akbar Abdul Qadir Jaelani pada masanya dahulu juga pernah berfatwa bahwa membuat kepala plontos itu haram hukumnya. Fatwa beliau berdasarkan fakta bahwa “gundul” telah dijadikan bendera oleh salah satu sekte  -yang dianggap sesat-  dari kaum Syi’ah sebagai identitas keagamaan.
Ingatlah wasiat Nabi SAW, “Siapa yang menyerupai sekelompok orang berarti ia merupakan bagian dari kelompok tersebut”. Jika engkau memelihara jenggot dalam konteks kekinian, engkau akan dianggap sebagai Islam Radikal, meskipun engkau Islam Alusan. Jika engkau membuat plontos kepalamu pada masa Syeikh Abdul Qadir Jaelani, engkau akan diidentikkan kedalam golongan salah satu sekte sesat dari kaum Syi’ah.
Memahami ilmu agama memang tidaklah mudah. Banyak sekali contoh-contoh yang menunjukkan dangkalnya tingkat pemahaman keagamaan yang mengakibatkan kemunduran agama itu sendiri. Aku menganjurkan kepadamu untuk selalu menuntut ilmu dan mencari hikmah sebab itu adalah kewajiban suci bagi kita dewasa ini. Hidupkan hatimu dan bersihkan dari penyakit-penyakit yang tersembunyi, InsyaAllah, Dia akan segera menghidupkan api ilmu di hatimu. Allah-lah yang memberi berkah-berkah ilmu kepada seorang murid, bukan seorang guru.
Aku wasiatkan kepadamu agar jangan sekali-kali engkau bergantung pada amal ibadahmu. Berserah diri-lah hanya kepada Allah, Zat yang menjadi tempat bergantung segala sesuatu. Sungguh, jalan untuk menuju surga-Nya bisa sesulit onta yang berusaha memasuki lubang jarum. Akan tetapi, jalan itu bisa semudah memperbaiki  tali sandalmu yang lepas. Ingatlah Allah, dalam tiap waktu dan kesempatan, di tempat sunyi maupun ramai. Ingatlah bahwa diam adalah hikmah bagimu.

0 komentar:

Posting Komentar

ChAt Yoex.....